Saturday, 6 August 2016

Kerjasama dengan Axioo, Siswa SMK PGRI Pekanbaru Ikuti Diklat Rakit Laptop


   PEKANBARU – SMK PGRI Pekanbaru menggelar diklat atau pelatihan untuk merakit laptop bagi guru dan siswa di sekolah. Selain mengadakan pelatihan, juga diadakan launching axioo class programnya SMK PGRI.
   Kepala SMK PGRI Pekanbaru Drs Shofrudin, kegiatan ini dilakukan guna menjawab akan kebutuhan industri yang menuntut setiap individu yang memiliki kompetensi dengan standart yang sesuai. Sebelumnya, SMK PGRI telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Axioo Education, yakni PT Mabito Karya Indonesia (AXIOO).
    “Kerjasama ini meliputi pembukaan axioo class program (kelas khusus axioo). Dan program ini berbeda dari yang sudah ada untuk sekolah yang lainnya. Kalau di sekolah lain, hanya menjadi perakit laptop. Tapi, di program ini siswa benar-benar mengimplementasikan kurikulum axioo dengan alat prakteknya standar axioo. Guru-gurunya pun dilatih dan bersertifikat axioo,” kata Shofrudin, Senin (11/5/2015).
     Kelebihan lainnya, lanjut Shofrudin, yaitu setelah lulus pun siswa siap bekerja di axioo. Dimana siswa akan merakit laptop axioo, sales point, dan services point laptop, smartphone, tab dan produk axioo lainnya.
Kegiatan ini langsung dilatih oleh staff ahli dari Axioo Education. Dengan adanya pelatihan ini, guru sudah harus bisa mengoperasikan alat-alat yang ada. Sehingga, nanti guru-guru sudah bisa maka akan bisa menarik perhatian gairah siswa yang akan belajar. Setelah itu akan ada diklat untuk siswa, baik jurusan TKJ ataupun jurrusan-jurusan lainnya yang memiliki keinginan merakit dan bedah laptop.
    Shofrudin berharap, guru sebagai fasilitator dapat memahami dan menajalankan alat-alat yang ada. Untuk jumlah peserta diklat ada 55 orang guru dan 40 siswa. “Untuk hari ini kita mengadakan diklat internal, artinya hanya untuk guru dan siswa SMK PGRI saja. Insya Allah, kedepannya kita akan membuka peluang bagi guru maupun siswa dari luar yang memang ingin belajar, dan kita akan melatihnya,” ungkapnya.
    Lebih jauh Shofrudin mengatakan, SMK nantinya jangan hanya didirikan menjadi SMK sastra, karena SMK sebenarnya adalah bisa bermitra dengan dunia usaha. Sebab, siswa yang dilatih dan dididik untuk siap kerja.
   “Artinya, harus ada sinergi antara SMK dan dunia usaha itu sendiri. Dalam pelaksanaan kesehariannya, SMK PGRI sebelumnya telah menjlin kerjasama dalam mensikronisasi dan memvalidasi kurikulum. Dimana, kurikulum yang telah diterapkan di SMK PGRI adalah kurikulum yang telah tervalidasi dalam arti, telah mendapat persetujuan apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak dibutuhkan oleh dunia usaha,” jelas Shofrudin.
    Director Axioo Timmy Theopelus ST MCSE mengatakan, untuk SMK yang ada di Riau, baru dua SMK yakni SMK BP dan SMK PGRI yang baru bekerjasama dengan Axioo Education. “Dalam program ini, salah satunya kita melakukan sinkronisasi kurikulum. Dimana, anak-anak itu akan dilatih menggunakan kurikulumnya Axioo, sehingga lulusnya nanti mereka siap kerja. Lulusan dari siswa binaan kita ini, nanti mereka semua itu akan menyandang gelar internasional. Internasional yang dimaksud disini itu adalah, nantinya mereka akan siap bersaing pada MEA tahun 2015,” ujar Timmy.
Share:

0 komentar:

Post a Comment