Saturday, 9 April 2016

#TrenSosial

Pada 2007, Adam Sandler mencium ketiak Jessica Biel dalam acara MTV's Total Request Live.



#TrenSosial: Uh! Apa kita betul-betul membicarakan tentang ketiak? Dan menciumnya?
Setidaknya itu yang sempat hangat dibicarakan di dunia maya, setelah beberapa foto yang memperlihatkan perempuan mencium ketiak pacarnya tersebar di jejaring sosial.
"Relationship goal," begitu tulisan di salah satu unggahan Instagram, yang akhirnya memicu debat tentang apa yang disebut kekinian dan pembodohan.


Di Twitter, #ciumketekpacar juga sempat populer pada Selasa (06/04) malam. Sejumlah pengguna mengaku heran tentang ide itu.
"Dari pada nyium ketek pacar masih mending nyium tangan orang tua biar barokah hidup kita," kata akun @luthfi_adhitya.
Tapi, sebetulnya, apakah ada hal yang benar-benar menarik dari bau ketiak? Kami bertanya pada pakar biologi perilaku, dan inilah jawabannya.

Ketertarikan

"Bau yang dikeluarkan tubuh manusia itu kompleks," jelas Lulu Lusiyani Fitri, Asisten Profesor Biologi Perilaku di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. "Ada banyak faktor yang mempengaruhi, seperti makanan dan kebersihan."
Lulu mengatakan aroma tubuh, termasuk bau ketiak, bisa menjadi hal yang membuat orang tertarik satu sama lain.
"Bau-bau (tubuh) ini akan muncul ketika orang sudah akil balig, ketika fungsi reproduksi sudah penuh. Sehingga kemudian laki-laki dan perempuan menghasilkan hormon-hormon, itulah yang menyebabkan ketertarikan," jelas Lulu kepada wartawan BBC Indonesia, Pijar Anugerah.

Mungkin aromanya tidak enak, tetapi bagi pacar Anda bau ketiak mungkin terasa harum.


Masih diperdebatkan di kalangan ilmuwan, apakah bau tubuh manusia mengandung feromon - senyawa kimia yang memicu respon sosial pada sesama spesies, termasuk ketertarikan seksual.
Namun sebuah studi yang disampaikan pada pertemuan British Psychological Society pada tahun 2000 menemukan bahwa bau badan memang dapat mempengaruhi ketertarikan terhadap lawan jenis.
Dalam penelitian tersebut 32 mahasiswa perempuan diminta menilai ketertarikan beberapa laki-laki di dalam laboratorium. Setengah dari kelompok perempuan tersebut diam-diam dibuat mencium bau keringat laki-laki di bantal katun, yang dikepit di ketiak sejumlah laki-laki muda sehat semalaman.
Lalu, apa yang terjadi? Seperi dilaporkan The Guardian, perempuan yang terpapar bau keringat menilai laki-laki lebih menarik dibanding perempuan yang tidak terpapar. Ketika ditunjukkan foto laki-laki, perempuan yang terpapar memberikan nilai ketertarikan hampir dua kali lipat.
Baca Juga : El Clasico Jilid 2 
Share:

0 komentar:

Post a Comment